Menguak Sejarah Majapahit, Kejayaan Nusantara yang Terukir Abadi di Trowulan

Sumber: Freepik



Halo Sahabat Latisprivat!

Ketika kita membicarakan tentang kejayaan Nusantara di masa lampau, satu nama yang tak pernah absen disebut adalah Kerajaan Majapahit. Dikenal sebagai simbol persatuan dan kekuatan politik terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-14, Majapahit bukan sekadar legenda sejarah, melainkan warisan nyata dari kejayaan bangsa Indonesia di masa lalu. Dari Raden Wijaya hingga Hayam Wuruk, dari Sumpah Palapa hingga runtuhnya kejayaan akibat lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa—kisah Majapahit adalah potret epik tentang ambisi, kejayaan, dan kejatuhan yang tak lekang oleh waktu. Mari kita menyelami kembali jejak langkah kerajaan agung ini yang pernah menggetarkan Nusantara.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha terakhir dan terbesar dalam sejarah Nusantara. Berdiri pada tahun 1293 M, Majapahit dikenal sebagai kemaharajaan yang berhasil menyatukan hampir seluruh wilayah Indonesia modern di bawah panjinya. Kisah kejayaan hingga keruntuhannya tetap menjadi warisan sejarah yang penting dalam peradaban Indonesia.

Awal Berdirinya Kerajaan Majapahit

Sumber: Freepik

Majapahit muncul setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan yang dilakukan oleh Jayakatwang pada tahun 1292 M. Kertanegara, raja terakhir Singasari, tewas dalam pemberontakan tersebut. Menantunya, Raden Wijaya, berhasil melarikan diri dari kerusuhan itu dan kemudian mendapatkan bantuan dari Arya Wiraraja, seorang tokoh berpengaruh dari Madura yang juga masih memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan Singasari.

Atas bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya membuka hutan di daerah Trowulan, Jawa Timur dan mendirikan sebuah pemukiman yang dinamai "Majapahit", merujuk pada buah maja yang rasanya pahit dan banyak tumbuh di wilayah tersebut. Pada tahun 1293, Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Pusat kekuasaan kerajaan ini berada di Trowulan, sebuah wilayah strategis yang kemudian berkembang menjadi kota metropolitan kuno. Berdasarkan hasil penelitian Indonesian Field School Archaeology (IFSA) tahun 1991, luas wilayah ibukota Majapahit mencapai sekitar 10 x 11 km.

Masa Pemerintahan dan Perkembangan Kerajaan

Sumber: Freepik

Setelah Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Jayanegara. Pemerintahan Jayanegara diwarnai oleh berbagai pemberontakan internal, termasuk pemberontakan Ranggalawe. Meski demikian, Jayanegara berhasil memperluas wilayah Majapahit hingga ke wilayah Sumatera.

Sepeninggal Jayanegara pada tahun 1328, tampuk kekuasaan dipegang oleh Tribhuwana Tunggadewi, ratu pertama dalam sejarah Majapahit. Tribhuwana adalah putri dari Raden Wijaya dan Gayatri Rajapatni. Masa pemerintahannya menjadi titik awal bangkitnya kekuatan militer dan administrasi Majapahit melalui sosok Gajah Mada, sang mahapatih yang dikenal dengan Sumpah Palapa-nya.

Gajah Mada bersumpah tidak akan hidup dalam kenikmatan sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Janji ini menjadi kekuatan pendorong yang besar dalam ekspansi wilayah dan integrasi budaya yang dilakukan kerajaan.

baca juga: bimbel utbk murah

Masa Kejayaan di Bawah Hayam Wuruk

Puncak kejayaan Majapahit terjadi di masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350–1389), cucu Raden Wijaya. Dalam usianya yang masih muda, Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada dan berhasil membawa Majapahit menjadi imperium terkuat di Asia Tenggara pada masanya.

Menurut kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca, wilayah kekuasaan Majapahit saat itu meliputi hampir seluruh Nusantara: mulai dari Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua bagian barat. Kemakmuran ekonomi, kemajuan kebudayaan, serta stabilitas politik menjadikan era ini sebagai masa keemasan Majapahit.

Namun, sepeninggal Gajah Mada dan kemudian Hayam Wuruk, Majapahit mulai mengalami kemunduran. Perebutan kekuasaan antar keturunan dan lemahnya pemimpin yang berkuasa menjadikan pemerintahan tidak stabil. Beberapa wilayah taklukan mulai melepaskan diri dari pengaruh Majapahit.

Masa Kemunduran dan Runtuhnya Majapahit

Sumber: Freepik

Harapan kebangkitan sempat muncul pada masa pemerintahan Ratu Suhita (1429–1447), yang mengedepankan pemulihan nilai-nilai budaya dan membangun kembali tempat-tempat pemujaan di lereng Gunung Lawu dan Penanggungan. Namun, kebangkitan tersebut tidak berlangsung lama.

Penerus Ratu Suhita, yakni Kertawijaya, memerintah dengan gelar Brawijaya I. Gelar ini kemudian diwariskan ke para raja penerusnya hingga yang terakhir, Brawijaya V (Bhre Kertabumi). Ketika pemerintahan Brawijaya V sedang goyah akibat pemberontakan dalam negeri, Kesultanan Demak mulai tumbuh sebagai kekuatan baru.

Raden Patah, yang dipercaya sebagai putra dari Brawijaya V, mendirikan Kesultanan Demak pada 1468 M dengan dukungan Wali Songo. Pada tahun 1478, menantunya, Girindrawardhana, menggulingkan Bhre Kertabumi dan mengklaim takhta sebagai Brawijaya VI.

Kerajaan Majapahit semakin lemah setelah terjadi pengkhianatan dari dalam oleh Patih Udara yang merebut kekuasaan pada 1498. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Demak. Di bawah kepemimpinan Pati Unus dan kemudian Sultan Trenggana, Kesultanan Demak melancarkan serangan ke sisa-sisa kekuasaan Majapahit di Daha (Kediri). Puncaknya terjadi pada tahun 1527, ketika Majapahit benar-benar ditaklukkan dan wilayahnya diambil alih oleh Demak.

Silsilah Raja-Raja Kerajaan Majapahit

Berikut adalah daftar raja yang pernah memerintah Majapahit:
  1. Raden Wijaya (1293–1309) – Pendiri Majapahit, bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
  2. Jayanegara (1309–1328) – Putra Raden Wijaya, terkenal dengan sebutan Kala Gemet.
  3. Tribhuwana Tunggadewi (1328–1350) – Putri Gayatri, ratu pertama Majapahit.
  4. Hayam Wuruk (1350–1389) – Sri Rajasanagara, raja paling berpengaruh dalam sejarah Majapahit.
  5. Wikramawardhana (1389–1429) – Menantu Hayam Wuruk, memerintah Majapahit Timur.
  6. Ratu Suhita (1429–1447) – Dyah Ayu Kencana Wungu, pemimpin yang berusaha mengembalikan kejayaan.
  7. Kertawijaya (1447–1451) – Brawijaya I, adik Suhita.
  8. Rajasawardhana (1451–1453) – Brawijaya II.
  9. Purwawisesa (1456–1466) – Brawijaya III.
  10. Bhre Pandansalas (1466–1468) – Brawijaya IV.
  11. Bhre Kertabumi (1468–1478) – Brawijaya V, diyakini sebagai ayah Raden Patah.
  12. Girindrawardhana (1478–1498) – Brawijaya VI.
  13. Patih Udara (1498–1518) – Raja terakhir Majapahit, pemerintahannya menandai akhir era Majapahit.

Peninggalan dan Jejak Sejarah Majapahit

Sumber: Freepik

Sebagai kerajaan besar, Majapahit meninggalkan banyak peninggalan arkeologis yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
  1. Candi Tikus – Kolam pemandian yang ditemukan di Trowulan.
  2. Candi Wringin Lawang – Gapura besar berbentuk paduraksa.
  3. Candi Bajang Ratu – Gerbang yang diyakini sebagai pintu masuk kompleks kerajaan.
  4. Candi Penataran, Sukuh, Pari, dan Brahu – Situs-situs candi penting dari era Majapahit.
Selain candi, terdapat pula prasasti-prasasti penting, seperti:
  1. Prasasti Wurare – Menyebut pembagian Jawa menjadi dua kerajaan oleh Aryya Bharad.
  2. Prasasti Kudadu – Menceritakan pelarian Raden Wijaya dari Jayakatwang.
  3. Prasasti Sukamerta – Tentang pernikahan Raden Wijaya dan pengangkatan Jayanegara.
  4. Prasasti Canggu – Mengatur lalu lintas sungai di Bengawan Solo dan Brantas.
  5. Kitab Negarakertagama dan Pararaton – Menjadi sumber utama mengenai sejarah Majapahit.

Tertarik memperdalam pendidikan sejarah atau ingin mempersiapkan diri menghadapi UTBK dan SNBT dengan bimbingan terbaik?
Yuk, belajar bersama Latisprivat yang siap mendampingi kamu dengan program les privat terbaik di bidang Sejarah dan mata pelajaran lainnya! Hubungi kami sekarang juga di (021) 77844897 atau 085810779967 serta kunjungi website kami di www.latisprivat.com untuk informasi lengkap dan pendaftaran.

Referensi:

www.detik.com
www.gramedia.com

Komentar

Popular Post