Indeks harga dan inflasi kesannya seperti pemandangan yang tak henti menghiasi berita. Kenapa ya kira-kira ini menjadi penting?
Indeks Harga dan Inflasi
Ayo kita kenalan dulu dengan mereka. Jadi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan indeks adalah urutan harga saat ini yang kemudian dibandingkan dengan harga sebelumnya. Nah ini tidak asal dibandingkan tapi harus menurut pada persentase yang ada. Jadi nantinya kalian bisa mengetahui kenaikan hingga penurunan harga barang.
Jadi jika kita tarik kesimpulan, indeks harga itu justru mengacu kepada perbandingan harga yang itu adalah antara harga rata-rata di tahun ini vs tahun sebelumnya. Kok ini bahas banding-bandingin melulu? Iya ini kan lagi ngehits tuh banding-bandingin kayak lagunya adik Farel. Cuman kalo dia kan ojo dibanding-bandingke, nah kalo ini kalian emang harus membanding-bandingkan. Geto..
Kegunaan Indeks Harga
Dalam kegiatan ekonomi nasional, yang namanya indeks harga ini cukuplah penting ya. Beberapa hal justru sangat membutuhkan ini. Contohnya adalah untuk pengukuran secara umum dari seluruh kegiatan perekonomian. Melalui ini pula tren perdagangan dapat diketahui sekaligus menjadi rujukan bagi para pedagang untuk membuat harga yang mana itu jga ditentukan dari jumlah barang yang tersedia.
Dalam hal ini tentu saja hukum permintaan dan penawaran tidak bisa dipisahkan. Indeks harga juga beberapa ada yang bisa spesifik contohnya indeks harga petani. Fungsinya adalah untuk mencari tau gambaran dari kesuksesan para petani. Tentu saja kemakmuran petani menjadi tujuan utama pemerintah. Dari sinilah kebijakan pemerintah dapat dibuat.
Kemudian ada pula indeks harga konsumen yang juga dipakai untuk pengambilan keputusan terkait gaji.
Sekarang kita lanjut kenalan lagi dengan berbagai jenis indeks harga.
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
IHK atau kependekan dari Indeks Harga Konsumen memiliki gambaran yang akan menunjukkan perubahan-perubahan harga pada barang eceran di pasaran. Inget ya, ini hitungannya adalah harga barang eceran. Barang-barang eceran itu maksudnya adalah barang yang dikonsumsi oleh konsumen dalam jangka waktu tertentu.
Angka IHK inilah yang akan menunjukkan perbandingan harga barang atau jasa yang dibeli konsumen tapi kita lihat dulu perbandingannya bisa dalam tahun atau bisa dalam bulan. Barang atau jasa yang dihitung haruslah barang atau jasa yang mampu mewakili kegiatan belanja konsumen.
Agak rumit memang jika dijelaskan lewat teori. Barang dan jasa ini jika diamati akan berubah dari waktu ke waktu karena tren konsumsi konsumen tentu berubah-ubah. Misalnya kalian masih ingat jamannya es kepal milo? Nah saat itu memang angka penjualan es kepal meningkat tajam dan dimana-mana banyak penjual es kepal. Tapi apa yang terjadi sekarang?
2. Indeks Harga Produsen (IHP)
IHP yang merupakan kependekan dari Indeks Harga Produsen ini berperan menunjukkan perbandingan ataupun perubahan harga barang atau jasa yang dibeli produsen. Adapun barang yang biasa dibeli produsen umumnya adalah bahan mentah atau bahan setengah jadi dan tentu saja memang ini tergantung dari jenis usahanya.
Kalo ditanya apa yang membedakan dari IHP dengan IHK adalah kita lihat dari pengertiannya. Jelas-jelas pengguna keduanya berbeda. IHP juga memulai penghitungan tingkatan harga barang yang berasal di awal distribusi. Di sisi lain, IHK juga melakukan penghitungan model ini pada tingkat harga eceran. Tapi kalau kalian mau lebih mudah menghafalnya maka lihat saja dari sisi penggunanya.
3. Indeks Harga Petani
Sebelumnya mimin sudah menggunakan ini sebagai contoh. Jadi indeks harga ini memang spesifik karena berfokus pada harga yang harus dibayar sert atau diterima oleh petani. Indeks harga petani ini sangat spesial karena memang hanya untuk profesi petani padahal pedagang nasi tidak ada indeks khususnya. Kalian tau kan bahwa negara kita adalah negara agraris? Nah, mata pencaharian petani sebagai mata pencaharian yang paling banyak dimiliki rakyat Indonesia di berbagai daerah. Jadi apapun pekerjaannya, pertanian akan menyertai pekerjaan utama mereka. Tidak heran kalau kita kerap melihat pak guru sore-sore ke sawah nyemprotin cabe. Ya karena begitulah keadaannya yang tidak bisa terpisah dari bertani.
Sebab itulah sedikit saja kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sektor pertanian berubah, maka pasti sangat terasa bagi para petani beserta semua aspek pendukungnya termasuk pedagang nasi hingga penjual bibit dan pupuk.
Intinya adalah indeks harga yang ada merupakan harga yang harus dibayar oleh petani supaya mereka dapat melakukan proses produksi pertaniannya. Sedangkan di sisi lain indeks harga yang diterima oleh petani merupakan angka yang menunjukkan sejumlah harga hanya untuk perkiraan penghasilan petani dari menjual hasil taninya.
Pusing banget nih, sampe mimin juga pusing tauuu.... Gimana sih emang cara ngitung indeks harga?
Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang
Jika kalian memilih cara ini, maka kalian harus menghitung harga barang atau jasa di setiap tahunnya. Lalu angka-angka yang diperoleh dibagi dengan harga pada tahun dasarnya. Kalau sudah, maka hasilnya dikalikan 100.
IA = Indeks harga yang ditimbang
Pn = Nilai yang dihitung
PO = Harga pada tahun dasar
Indeks Harga Agregatif Tertimbang
Berkebalikan dengan IH Agregatif tak tertimbang, metode ini terdiri atas dua cara, yaitu:
A. Laspeyres
Dalam praktiknya, cara yang satu ini dapat kalian lakukan dengan menjumlahkan harga barang atau jasa yang mana sebelumnya dikalikan dahulu dengan kuantitasnya tiap tahunnya. Kalau sudah, angka yang kalian dapatkan harus dibagi lagi dengan harga dan barulah kemudian dikalikan dengan kuantitasnya pada tahun dasar. Sama dengan tak tertimbang, hasil akhirnya dikalikan 100.
IL = Angka Indeks Laspeyers
Pn = Harga yang dihitung
PO = Harga pada tahun dasar
QO = Kuantitas pada tahun dasar
B. Paasche
Cara selanjutnya akan memakai faktor penimbang kuantitas yang berasal dari tahun yang akan dihitung. Kemudian hasilnya nanti dikalikan 100.
IP = Angka Indeks Paasche
Pn = Harga yang dihitung
PO = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas pada tahun yang dihitung
Sudah mulai ada pencerahan belum nih Sahabat Latis? Sebenernya memang lebih enak langsung ke contoh soal sih ya! Tapi sebelum itu mimin mau lanjut dulu nih ke penjelasan soal inflasi.
Inflasi
Menurut penjelasan Bank Indonesia (BI), inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan ini berlangsung secara umum dan terus menerus namun hanya dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan deflasi adalah penurunan harga barang dan juga berlaku pada jangka waktu tertentu saja. Jadi tidak ada inflasi terus-menerus dan juga tidak ada deflasi terus menerus.
Apa Penyebab Inflasi
Sebenarnya ada begitu banyak faktor yang menyebabkan inflasi. Jika kalian melihat info resmi Kementerian Keuangan, kurang lebih ada enam faktor penyebab inflasi.
a. Permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa. Dalam hal ini kita kembali lagi kepada hukum permintaan dan penawaran. Permintaan yang tinggi akan membuat harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan.
b. Adanya kenaikan biaya produksi. Tentu dong masak sih produsen harus rugi?
c. Penambahan uang yang beredar di masyarakat. Makin banyak uang tentu saja artinya harus segera dibelanjakan dan diputar ya kan?
d. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Nah lagi-lagi kembali pada hukum permintaan dan penawaran ya kan?
e. Perilaku prediksi dari masyarakat yang biasa disebut sebagai inflasi ekspetasi. Maksudnya lebih kepada persepsi yang terkadang bisa menjadi kenyataan.
f. Kekacauan ekonomi dan politik, contohnya seperti yang terjadi di Indonesia saat kerusuhan tahun 1998. Kita sudah pernah mengalaminya, apakah mau lagi?
Dampak Inflasi
Kalian kalau mendengar apa-apa mahal perasaannya gimana? Kesel kan? inflasi sendiri memang identik dengan efek negatif karena membuat daya beli masyarakat menurun. Apalagi bagi mereka yang merupakan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.
Efek jangka panjang dari inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan masyarakat akan terus turun (menurut kacamata Bank Indonesia) sehingga standar hidup dari masyarakat turun. Kalo udah begitu lantas bagaimana? Si miskin jadi tambah miskin dan yang kaya jadi turun tahta ke kategori menengah.
Perlu juga kalian pahami bahwa inflasi yang tidak stabil akan membuat ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Dari beberapa pengalaman juga menunjukkan kalau inflasi yang benar - benar tidak stabil ini akan membuat masyarakat semakin susah untuk berinvestasi, melakukan konsumsi, hingga berproduksi. Inilah yang kemudian menurunkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Masih ada lagi nih dampaknya apabila inflasi di negara kita jauh lebih tinggi dari sebelah. Rupiah jadi semakin tertekan lho kalau begitu. Nah makanya jadi ambyar semua kan gara-gara inflasi? Tingkat bunga domestiknya juga jadi tidak kompetitif lho.
Contoh Soal
Setelah mendapat pencerahan dari beberapa penjelasan di atas kira-kira gimana nih Sahabat Latis? pembahasan materi Indeks harga dan inflasi sulit ga sih? Biar makin paham materinya yuk ikutan les di latis privat dijamin nilai kamu bakal meningkat drastis.
Baca juga: Sistem Seleksi CPNS Nasional
Referensi :
Quipper Blog
money.kompas.com
Komentar
Posting Komentar