Interaksi keruangan desa dan kota tidak lepas dari perspektif mengenai keruangan. Sahabat Latis udah tau kan apa itu ruang? Yes, dia adalah sesuatu di permukaan bumi ini dan salah satunya adalah desa dan kota. Ayo deh kita simak pembahasanya!
Interaksi Keruangan Desa
Apa sih sebenarnya desa itu? Desa secara etimologi berasal dari Bahasa Sansekerta, dhesi yang berarti tanah kelahiran. Sedangkan secara administratif, desa menjadi wilayah sekelompok masyarakat (<2.500 jiwa) yang berkuasa untuk mengadakan pemerintahannya sendiri.
Makanya tidak heran kalo istilah balik kampung pasti tertuju pada desa sebagai simbol dari tanah kelahiran.
Ciri khasnya adalah tanah yang subur, penduduk yang mayoritas bertani, hingga adat istiadat yang masih kental. Desa sendiri terbagi atas beberapa macam yaitu:
a. Desa swadaya (terbelakang)
Ciri desa ini adalah membuat produk sendiri untuk memenuhi kebutuhan. Kalian dapat melihatnya di Suku Badui dalam. Mereka benar-benar tidak berinteraksi dengan dunia luar dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya.
b. Desa swakarya (peralihan)
Merupakan desa yang mampu menjual produknya ke daerah lain. Biasanya terjadi di desa-desa yang ada di Kalimantan. Mereka masih menjual produknya ke daerah-daerah sekitaran Kalimantan saja.
c. Desa swasembada (maju)
Mampu saling mempengaruhi penduduk di desa lain. Maksudnya aktivitasnya kerap menjadi contoh di desa lain seperti desa pengolahan bunga telang, atau desa-desa di Boyolali yang kaya akan sapi perahnya.
Setelah kita mengenal jenis-jenis desa, saatnya kita mengenal pola keruangannya.
Pola Keruangan
a. Linear
Maksudnya adalah mengikuti aliran sungai. Biasanya terjadi beberapa aktivitas yang menunjang perekonomian di sekitar aliran sungai.
b. Menyusur
Mengikuti arah garis pantai. Yes, interaksi yang terjadi dari sisi ekonomi dan lainnya memang lebih mudah terjadi di sepanjang garis pantai.
c. Memusat
Umumnya terjadi di wilayah dataran rendah seperti pantai walaupun tidak menutup kemungkinan juga terjadi di pegunungan.
Interaksi keruangan desa dan kota tidak semudah pola-pola yang ada lho ya! Karena kita membahas desa dan kota maka kita perlu juga mengenal apa itu kota.
Interaksi Keruangan Desa dan Kota: Kota
Menurut Bintarto, kota didefinisikan sebagai bentang budaya dan corak kehidupan yang heterogen dan materialistik dibandingkan wilayah sekitarnya.
Kehidupan di kota cenderung lebih individualis dengan perekonomian selain pertanian. Tidak hanya itu, pemeliharaan terhadap adat istiadat juga mulai ditinggalkan. Oke gini deh ya kalo kalian suka nonton sinetron atau infotainment biasanya kalian akan merasa "wow" dengan gaya hidup para artis tau apa yang digambarkan di sinetron.
Bahasa gahol, pakaian yang mahal, hingga gedung-gedung menjulang tinggi memberi kesan glamor pada kehidupan perkotaan.
Kota berfungsi sebagai pusat kegiatan bagi permukiman, sektor ekonomi, sosial-budaya, serta politik (administrasi pemerintahan). Pola keruangan kota meliputi pola konsentris, pola sektoral, dan pola inti ganda. Nanti kita bahas soal ini deh ya!
Nah dari beberapa penjelasan tersebut, kira-kira interaksi apa yang akan terjadi?
Interaksi Keruangan Desa dan Kota
Mimin kasi satu contoh deh ya sahabat Latis. Jadi yang namanya kota dan desa itu sebenarnya dapat berinteraksi dengan baik lho dan bahkan sangat baik. Jadi desa sebagai penghasil hasil pertanian dan kota sebagai penerimanya. Para petani dapat menjual hasil panen mereka ke kota. Kalau sudah begini bukankah keduanya saling diuntungkan?
Ada tiga jenis interaksi yang terjadi.
a. Komplementaritas (regional complementary)
Perbedaan ketersediaan sumber daya antar wilayah seperti kegiatan permintaan dan penawaran
b. Saling berintervensi (intervening opportunity)
Kemungkinan adanya perantara yang menghambat atau melemahkan interaksi antar wilayah seperti kehadiran wilayah lain ataupun peristiwa tidak terduga (misal bencana alam)
c. Transferabilitas (spatial transfer ability)
Berkaitan dengan pergerakan barang/gagasan yang dipengaruhi oleh jarak antar wilayah, biaya, dan sarana transportasi.
Lalu bagaimana dengan pola yang terjadi?
Ini mimin juga sedikit bingung sih dengan istilah-istilah yang muncul. Intinya interaksi-interaksi itu tadi menghasilkan zona yang berpola konsentrik seperti berikut.
- City: pusat kota
- Suburban: daerah penglaju yang ditandai dengan penduduk dengan mobilitas harian ke kota
- Suburban fringe yaitu daerah peralihan yang biasanya jalur tepi suburban
- Urban fringe yaitu batas terluar kota
- Rural urban fringe yaitu jalur batas kota-desa
- Rural adalah perdesaan
Dari sekian banyaknya interaksi yang terjadi, jangan salah jika terdapat kekuatan dari interaksi tersebut. W .J. Reilly (1929) mengemukakan bahwa kekuatan interaksi dapat diukur dari jumlah penduduk dan jarak mutlak antar wilayah. Teori ini merupakan terapan dari Hukum Gravitasi oleh Issac Newton.
Intinya ya hukum gravitasi tarik menarik tetap saja tergantung banyaknya jumlah penduduk dan jarak. Makin dekat artinya interaksinya pun makin intens. Menurut sahabat Latis gimana hayo?
d. Titik henti (breaking point theory)
didapatkan dari modifikasi teori Reilly (1929). Titik henti dilakukan untuk memperkirakan lokasi strategis sebagai garis pembatas antara dua wilayah. Jadi, nanti kita dapat menentukan penempatan perdagangan, industri, ataupun pelayanan lainnya yang mudah terjangkau.
e. Indeks Konektivitas
Adapun bagan dari konektivitas adalah sarana transportasi. Sarana ini dapat dikatakan sebagai faktor yang paling mendukung terjadinya interaksi antara dua wilayah. Kok bisa? Tentu saja karena interaksi berkaitan dengan adanya pergerakan barang/jasa antar wilayah. Sarana transportasi ini dapat berupa jaringan jalan dan alat transportasi. Potensi kekuatan interaksi yang ditinjau dari jaringan jalan dibahas melalui teori indeks konektivitas. K.J. Kansky menyebut kalau semakin banyak jaringan jalan, maka indeks konektivitasnya semakin tinggi. Adapun formulasi untuk indeks konektivitas .
Pola Penggunaan Lahan atau Keruangan Kota
sumber FreepikSeperti yang sudah mimin janjikan untuk diulas, untuk pola keruangan kota, ada tiga teori yang bakal kita bahas: teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda. Cekidot!
Teori Konsentris
Pola kota menurut teori konsentris itu polanya melingkar dari pusat hingga ke daerah terluar (pinggiran).
Zona 1 : zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
Zona 2 :zona peralihan di mana daerah perdagangan yang beralih ke permukiman
Zona 3: Permukiman kelas pekerja atau buruh
Zona 4: Permukiman kelas menengah
Zona 5 : Penglaju alias zona permukiman yang beralih ke zona pertanian
Teori Sektoral
Seperti pola pada teori konsentris, pola pada teori sektoral juga punya pusat. Namun, pola keruangan kota di luar pusat berbentuk seperti sektor memanjang sehingga letak tiap sektor bebas.
Zona 1 : zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
Zona 2 :zona grosir dan manufaktur
Zona 3: Permukiman kelas rendah
Zona 4: Permukiman kelas menengah
Zona 5 : Permukiman kelas atas
Teori inti ganda
Pola keruangan kota menurut teori inti ganda berbentuk tidak beraturan. Jumlah pusat kegiatannya pun tidak hanya satu, bisa ganda. Oleh karena itu, polanya terlihat seperti tersebar dan kompleks.
Zona 1: zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
Zona 2: zona grosir dan manufaktur
Zona 3: permukiman kelas rendah
Zona 4: permukiman kelas menengah
Zona 5: permukiman kelas atas
Zona 6: daerah manufaktur berat
Zona 7: daerah di luar CBD
Zona 8: permukiman suburban
Zona 9: daerah industri suburban
Woke, lunas sudah janji mimin ya kan? Sekarang waktunya mengetes seberapa nyantol kah penjelasan mimin kepada sahabat Latis?
Oke, pertanyaannya adalah bagaimana ciri keruangan di desa dan kota?
Kira-kira jawabannya apa?
Jawab
Gampang, kalau di desa ciri keruangannya yang pertama mempertimbangkan mobilitas penduduk hingga aktivitas ekonomi seperti menjual barang dan jasa lebih dimudahkan.
Kedua karena mempertimbangkan fasilitas yang bisa menopang kehidupan sumber mata air seperti waduk atau sumber daya alam yang harus dijaga (misalnya ternak).
Kalau di perkotaan, cirinya adalah mempertimbangkan Central Business District (CBD). Saat sudah hidup di kota, sumber daya alam yang alami misalnya makanan atau bahan mentah tidak ada di kota karena lahan yang sudah sedikit.
Maka untuk bertahan hidup dan mencukupi mata pencaharian orang-orang kota bermukim dekat dengan Central Business District (CBD).
Panjang lebar ngomongin CBD, emang apa tu CBD?
CBD bisa dibilang merupakan pusat atau inti kota di mana kegiatan ekonomi dan pemerintahan sangat tinggi. Biasanya permukiman di sini sangat sedikit dan nilai jual atau sewa tanah pun juga tinggi.
Berhubung zona ini sangat sibuk, jumlah dan pergerakan orang di sekitar zona ini besar. Semua bergerak cepat dan tentunya tingkat stressnya juga tinggi. Biaya hidup cukup mahal deh. Kalian bisa lihat di TV ya kan? Atau pecinta infotainment pasti tau deh bedanya kita sama mereka yang di ibukota? Bagi kita makan cukup lima ribu, bagi mereka bisa lebih ya.
Setelah mendapat pencerahan dari beberapa penjelasan di atas kira-kira gimana nih Sahabat Latis? pembahasan materi pembelajaran interaksi keruangan desa dan kota sulit ga sih? Biar makin paham materinya yuk ikutan les di latisprivat.com dijamin nilai kamu bakal meningkat drastis.
Baca juga: Sistem Seleksi CPNS Nasional
Referensi:
1. studiobelajar.com
2. zenius.net
Komentar
Posting Komentar